Tak terasa,
saya sudah dua tahun mengabdi di Sekar-Bojonegoro. Setelah Sembilan tahun lamanya
saya melakukan perjalanan untuk menuntut ilmu, akhirnya saya kembali pulang
untuk mengamalkan ilmu saya. Perjalanan ini dimulai sejak tahun 2002 sampai
dengan tahun 2011. Perjalanan ini saya abadikan dalam sejarah hidupku
sebagaimana telah ku tuliskan dalam sebuah puisi:
SUMBERAGUNG
sumberagung...............
di pondok ini aku awali perjalanan jauh.
dalam gerak langkah yang amat lambat,
ku genggang erat tongkat sabdo dawoh & amalan.
pemberian dari simbah romo yai.
agar aku tak berhenti dalam meniti jalan kehidupan.
sesampai ditengah sawah ladang membentang,
ku ayunkan cangkul dan sabit tuk menanam benih-benih ilmu,
sehingga aku memetik buah amal,
diwaktu musim panen tiba
sumberagung.........
pondok yang membukakan aku ladang kesadaran dan pemikiran.
hingga aku yakin untuk selalu memegang cangkul dan sabit
saat aku membuka sawah ladang di surabaya
sby, 21 okt '09
di pondok ini aku awali perjalanan jauh.
dalam gerak langkah yang amat lambat,
ku genggang erat tongkat sabdo dawoh & amalan.
pemberian dari simbah romo yai.
agar aku tak berhenti dalam meniti jalan kehidupan.
sesampai ditengah sawah ladang membentang,
ku ayunkan cangkul dan sabit tuk menanam benih-benih ilmu,
sehingga aku memetik buah amal,
diwaktu musim panen tiba
sumberagung.........
pondok yang membukakan aku ladang kesadaran dan pemikiran.
hingga aku yakin untuk selalu memegang cangkul dan sabit
saat aku membuka sawah ladang di surabaya
sby, 21 okt '09
puisi diatas
mengisahkan perjalanan hidupku dari Desa Tulung-Madiun menuju Surabaya. Perjalanan
ini banyak kisah suka maupun duka. Saya berkeyakinan bahwa semuanya itu ada
hikmahnya, fi kulli syai’in hikmah.
Pada bulan
oktober 2011 merupakan awal dimulainya pengabdian saya di Sekar, tempat
kelahiran saya. Pada bulan tersebut saya menjadi pendidik di SMP PGRI Sekar,
sekolah terpencil jauh dari kota Bojonegoro. Selanjutnya pada bulan Januari
2012 saya masuk di SMPN 1 Sekar. Meskipun saya baru dua tahun disini, sekolah
ini tak asing bagi saya karena saya pernah belajar disini dan merupakan salah
satu alumni SMPN 1 Sekar. Dulu sekolah ini bernama SLTPN 2 Ngambon dan berubah
nama menjadi SMPN 1 Sekar seiring dengan perubahan Sekar sebagai kecamatan.
Menjadi
berfaedah bagi segenap bangsa dan Negara Indonesia merupakan hal yang ingin
kucapai di gelanggang pendidikan. Saya ingin kehadiran saya di panggung
pendidikan memberikan manfaat berharga bagi segenap bangsa dan Negara. Jika itu
tercapai, maka saya merasa tergapai pula esensi tanggung jawab dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa yang saya pikul.
Selama dua
tahun saya menjadi pendidik di SMP PGRI Sekar maupun di SMPN 1 Sekar, saya
banyak belajar disini. Ilmu yang saya peroleh dari bangku kuliah dapat saya
implementasikan langsung, ternyata itu akan menjadikan keilmuan seseorang
menjadi matang. Saya sangat bersyukur bisa belajar kembali di SMPN 1 Sekar, dan
al-Qamdulillah saya dipertemukan kembali
dengan guru-guru saya waktu di SMP dulu diantaranya Bapak/Ibu: Drs. Ansori, ,
Drs. Ahmad Juliono,Rr. Ernya M., S.Pd., Drs. Sujarwo, Dra. Endah S.R., Drs.
A.S. Ponco M., Drs. Sutarji, Sunardi, S.Pd.,
Winandjar, S.Pd., dan Dra. Juharsi. Dan saat ini saya punya guru baru
lagi di SMPN 1 Sekar yaitu Bapak Abdul
Wahab, S.Pd. yang saat ini sedang melanjutkan studi S2 di Unesa.
Sebagai
seorang pendidik, haruslah memahami bahwa “hidup untuk pendidikan” bukan
“hidup dari pendidikan”. Hidup dari pendidikan adalah sebuah cara
pandang yang menempatkan pendidikan sebagai alat atau cara untuk dapat meraih
tujuan-tujuan diluar esensi dari makna pendidikan itu sendiri. Sedangkan hidup
untuk pendidikan adalah sebuah cara pandang yang melihat pendidikan sebagai
wadah atau media untuk “memberikan sesuatu”, bukan “mengambil sesuatu” darinya.
Pendidikan adalah salah satu mekanisme untuk memberikan manfaat bagi bangsa,
bukan mengambil manfaat untuk dirinya. Inilah substansi pendidikan yang
sesungguhnya. Keberhasilan dalam berkependidikan atau menjadi pendidik adalah
ketika mencapai taraf kebermanfaatan untuk bangsa.
Selama saya
mengabdi di SMP Sekar tentunya masih ada yang perlu diperbaiki kinerja saya. Saya
menyadari bahwa saya banyak sekali kekurangan-kekurangan. Untuk itu saya harus
lebih meningkatkan lagi prestasi kerja saya. Belajar, Usaha dan Doa merupakan
kunci kesuksesan. Semoga apa yang saya kerjakan selama ini dapat terus
meningkat. Semoga sukses selalu.