Total Tayangan Halaman

Senin, 28 Januari 2013

KPMD, Antara Kompensasi dan Realitas Pemberdayaan Desa

oleh: 
Whan Laba*)

Sebagai salah seorang pelaku pemberdayaan saya banyak menemui bahwa peran-peran strategis di Desa tidak berlangsung secara optimal seperti yang di amanatkan oleh program. Bukan berarti semua Desa pelakunya tidak optimal, namun dari kacamata pengalaman saya, hampir rata-rata pelaku di Desa terkadang terpusat hanya kepada orang-orang itu saja. Meskipun dalam PNPM, telah terbentuk pelaku-pelaku yang di syahkan pada saat Musyawarah Desa (MD), namun kualitas yang di harapkan belum dapat dikatakan menggembirakan.

Selasa, 15 Januari 2013

PENGARUH KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL TEOREMA PYTHAGORAS DAN UNSUR-UNSUR BANGUN RUANG TERHADAP KEMAMPUAN MENGHITUNG PANJANG DIAGONAL RUANG PADA SISWA KELAS VIII MTsN TULUNG MADIUN

Oleh : Whan Laba
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini adalah kemampuan menghitung panjang diagonal
ruang pada siswa kelas VIII MTsN Tulung Madiun. Secara teoritik diketahui bahwa
kemampuan menyelesaikan soal teorema pythagoras dan unsur-unsur bangun ruang akan
berpengaruh terhadap kemampuan menghitung panjang diagonal ruang. Jika siswa mampu
menyelesaikan soal teorema pythagoras dan unsur-unsur bangun ruang, siswa akan lebih
mudah dalam menghitung panjang diagonal ruang. Sebaliknya, jika siswa kesulitan dalam
menyelesaikan soal teorema pythagoras dan unsur-unsur bangun ruang, siswa akan merasa
sulit menghitung panjang diagonal ruang.

HIDUP UNTUK PENDIDIKAN


Tak terasa, saya sudah setahun menjadi pendidik di SMPN 1 Sekar, sekolah terpencil jauh dari kota Bojonegoro. Meskipun saya baru setahun disini, sekolah ini tak asing bagi saya karena saya pernah belajar disini dan merupakan salah satu alumni SMPN 1 Sekar. Dulu sekolah ini bernama SLTPN 2 Ngambon dan berubah nama menjadi SMPN 1 Sekar seiring dengan perubahan Sekar sebagai kecamatan.
Menjadi berfaedah bagi segenap bangsa dan Negara Indonesia merupakan hal yang ingin kucapai di gelanggang pendidikan. Saya ingin kehadiran saya di panggung pendidikan memberikan manfaat berharga bagi segenap bangsa dan Negara. Jika itu tercapai, maka saya merasa tergapai pula esensi tanggung jawab dalam mencerdaskan kehidupan bangsa yang saya pikul.   
Selama satu tahun saya menjadi pendidik di SMPN 1 Sekar, saya banyak belajar disini. Ilmu yang saya peroleh dari bangku kuliah dapat saya implementasikan langsung, ternyata itu akan menjadikan keilmuan seseorang menjadi matang. Saya sangat bersyukur bisa belajar kembali di SMPN 1 Sekar, dan  al-Qamdulillah saya dipertemukan kembali dengan guru-guru saya waktu di SMP dulu diantaranya Bapak/Ibu: Drs. Ansori, , Drs. Ahmad Juliono,Rr. Ernya M., S.Pd., Drs. Sujarwo, Dra. Endah S.R., Drs. A.S. Ponco M., Drs. Sutarji, Sunardi, S.Pd.,  Winandjar, S.Pd., dan Dra. Juharsi. Dan saat ini saya punya guru baru lagi di SMPN 1 Sekar  yaitu Bapak Abdul Wahab, S.Pd. 
Sebagai seorang pendidik, haruslah memahami bahwa “hidup untuk pendidikan” bukan “hidup dari pendidikan”. Hidup dari pendidikan adalah sebuah cara pandang yang menempatkan pendidikan sebagai alat atau cara untuk dapat meraih tujuan-tujuan diluar esensi dari makna pendidikan itu sendiri. Sedangkan hidup untuk pendidikan adalah sebuah cara pandang yang melihat pendidikan sebagai wadah atau media untuk “memberikan sesuatu”, bukan “mengambil sesuatu” darinya. Pendidikan adalah salah satu mekanisme untuk memberikan manfaat bagi bangsa, bukan mengambil manfaat untuk dirinya. Inilah substansi pendidikan yang sesungguhnya. Keberhasilan dalam berkependidikan atau menjadi pendidik adalah ketika mencapai taraf kebermanfaatan untuk bangsa.

Senin, 14 Januari 2013

WISUDAKU 8 OKTOBER 2011

Wisuda adalah suatu proses pelantikan kelulusan mahasiswa yang telah menempuh masa belajar pada suatu universitas. Biasanya prosesi wisuda diawali dengan prosesi masuknya rektor dan para pembantu rektor dengan dekan-dekannya guna mewisuda para calon wisudawan. Biasanya setelah acara selesai dilakukan acara foto-foto bersama dengan orang tua, teman-teman serta suami/istri dari wisudawan/wisudawati atau dengan pasangan wisudawan/wisudawati. Dilakukan biasanya setiap akhir semester dalam kalender akademik baik semester genap maupun semester gasal (ganjil). Pada wisuda biasanya memakai pakaian yang ditentukan, pakaian pria menggunakan hem putih dan celana hitam bersepatu hitam, pakaian wanita menggunakan kebaya tradisional tipis dengan kain jarik, tapi secara umum menggunakan baju toga.
SUMBER
http://id.wikipedia.org/wiki/Wisuda

 

Senin, 07 Januari 2013

DINAMIKA PERILAKU PESERTA DIDIK DAN DEGRADASI MORAL, TINJAUAN AMANAT KURIKULUM (KTSP)





Oleh :
Whan Laba, S.Pd.I



Dinamika perubahan perilaku peserta didik begitu cepat seiring dengan kehadiran IT (baca: Informasi teknologi). IT menawarkan beragam kemudahan dalam mengakses informasi dan memanjakan penggunanya. Namun keberadaan IT oleh peserta didik tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Untuk itu sebagai pendidik haruslah merespon dinamika tersebut.
                Sebelum kita panjang lebar membahas perilaku peserta didik, mari kita ingat kembali paradigma penting dalam perubahan kurikulum 1994 menjadi kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yaitu terletak pada reorientasi tujuan pembelajaran dari content oriented menjadi competence oriented, dan reorientasi proses pembelajaran dari proses penyampaian informasi menjadi proses melatihkan atau membangun kompetensi. Pembelajaran bukanlah proses transformasi informasi, melainkan sebuah proses melatihkan kompetensi kepada peserta didik kita. Hasil dari proses pembelajaran bukanlah “siswa tahu banyak” tetapi “siswa mampu berbuat banyak”. Sedangkan paradigma penting perubahan KBK menjadi KTSP adalah pemberian otonomi yang lebih luas kepada sekolah dalam menyusun dan mengembangkan kurikulum sesuai dengan karakter dan potensi sekolah tersebut. Pada KBK indikator kompetensi ditentukan oleh kurikulum, sedangkan pada KTSP indikator kompetensi disusun dan dikembangkan oleh guru sebagai pengampu mata pelajaran.

Kamis, 03 Januari 2013

PENDIDIKAN

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Filosofi pendidikan

Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup.